Labirin Rasa
Dunia ini hanya persinggahan sementara. Waktu terus bergulir tanpa kita sadari. Menggulung usia hari demi hari. Ketika tubuh sudah mulai merapuh, baru menyadari bahwa diri belum melakukan apa-apa. Kemalasan demi kemalasan menjadi alasan ampuh untuk tidak beranjak. Ya Tuhan, mengapa aku tak bisa bangkit. Terkapar dan terlena pada dunia yang hanya sesaat ini.
Walau kesadaran menggunung namun tak jua berlari menyongsong asa. Sungguh aku terjebak dalam labirin rasa. Aku menangis tuk mencari jalan itu. Namun tak jua kutemui. Hanya sesal demi sesal yang kurangkai. Berharap kekuatan untuk menyongsong cahaya.
Tuhan, beri aku tanda. Diri ini terlalu naif untuk melihat cinta-Mu. Atau mungkin hati yang berjelaga. Hitam kelam. Sungguh, aku sudah lelah. Biarkan aku bersandar dalam keagungan-Mu. Menyerahkan segenap hati dan jiwa ini. Supaya riak dalam hati kembali tenang. Perjalanan ini penuh gelombang. Kadang aku tenggelam. Tak bisa bernapas. Di suatu waktu begitu tenang namun melenakan. Tuhan, jangan biarkan aku sendiri.
Baiti jannati, 4 Desember 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masya Allah, untaian kalimat indah memesona, bingkai asa di dada. Keren Budhe. Sukses selalu dan barakallahu fiiik
Hanya menuangkan rasa Bun...Sebagai pengingat diri supaya bersegera....Terima kasih sudah mampir di sini...Barakallah Bunda Pipi...