Rini Yuliati

Seorang ibu dari dua orang putri yang ingin belajar merangkai huruf sehingga menjadi bermakna. Tinggal di sebuah kota kecil di Kebumen, Jawa Tengah. Profesi mom...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tamu Tak Diundang

Sudah beberapa hari ini, badan terasa sakit semua. Batuk yang tak kunjung sembuh membuatku tak bisa beraktifitas seperti biasanya. Mungkin faktor kelelahan sepulang wisuda. Perjalanan yang memakan waktu beberapa hari dan padatnya acara membuat diri ini ambruk. Aku terpaksa izin tidak masuk sekolah karena tubuh tak bisa diajak kompromi.

Pagi itu rumah sepi, anak-anak sekolah dan ibu sudah dijemput oleh adikku. Selama dua minggu ibu menginap di rumah. Kehangatan itu terasa ketika sosok penuh cinta itu hadir di rumah ini. Kehadiran ibu memberi warna sendiri yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Semoga Allah selalu memberi kesehatan dan umur yang panjang serta berkah untuk ibu.

Waktu menunjukkan pukul sepuluh. Aku mencoba bangun dari tidur walau badan terasa lemas. Mulut yang terasa kering membuatku merasa haus. Baru saja mengambil segelas air minum, tetiba ada suara motor berhenti di halaman rumah. Terdengar bunyi ketukan pintu dari arah ruang tamu. Aku bergegas menyambar kerudung yang tergeletak di atas kursi. Pintu kubuka perlahan. Di hadapanku berdiri seorang wanita cantik dan anaknya.

"Mas Agus ada Mbak." ucapnya tanpa basa-basi.

"Maaf, Mbak siapa ya," jawabku penuh tanda tanya.

Melihat wajahnya yang sedikit asing membuatku mengeryitkan dahi. Ada selintas pikiran buruk yang terbesit di benak ini. Untuk sejenak aku hanya berdiri mematung. Setelah tersadar, aku mempersilakan wanita itu untuk masuk dan duduk di ruang tamu.

"Saya Siti Mbak, anaknya Pak Ambyah," ucap wanita itu melihat wajahku yang kebingungan.

Mendengar nama itu disebut membuatku memutar memori dan akhirnya aku mengenali wanita itu. Dia adalah tetangga mertuaku. Setelah berbasa-basi sejenak, dia menjelaskan maksud kedatangannya.

"Saya mau meminjam uang, Mbak, adik ipar mau operasi di Tegal. Tapi tolong jangan bilang sama Bu Haji," ucapnya dengan wajah serius. Bu Haji adalah sebutan untuk ibu mertuaku. Aku hanya terdiam mendengar ucapannya. Tidak menolak dan tidak mengiyakan. Kondisi badan yang tidak terlalu baik membuatku tidak bisa mengambil keputusan.

"Mbak, saya mau minta nomer HP Mas Agus," ucapnya lebih lanjut melihatku hanya terdiam.

Akhirnya aku memberikan nomer HP suami padanya. Setelah itu dia berpamitan karena anaknya rewel dan minta pulang. Sore hari, bapaknya anak-anak pulang.

"Mas, tadi ada tamu namanya Mbak Siti mau meminjam uang. Tadi minta nomer HPnya Mas," ucapku pada suami.

"Iya, tadi ada nomer baru masuk tapi belum aku buka WAnya."

Melihat wajahnya yang lelah, aku tidak memperpanjang percakapan tentang Mbak Siti.

Sampai beberapa hari Mbak Siti terus saja mengirim WA kepada suami. Aku heran kenapa dia tidak meminjam uang kepada tetangga yang lebih dekat. Usut punya usut, ternyata Mbak Siti sudah tidak dipercaya oleh tetangganya karena sudah sering berutang. Yang lebih menyebalkan, dia tidak berusaha untuk melunasi utangnya. Sudah banyak korban Mbak Siti. Dia akan menggunakan berbagai alasan untuk bisa meminjam uang. Setelah mengetahui cerita tentang Mbak Siti, suamiku menolak untuk memberikan pinjaman kepadanya. Sampai kapan Mbak Siti akan terus mencari korban. Entahlah. Islam memperbolehkan kita berutang namun harus diiringi tekat yang kuat untuk mengembalikannya. Wallahu a'lam bishowab.

Kebumen, 13 Desember 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bu Rin, yang sabar ya. Saya juga sering mengalami hal seperti itu. Enggak usah galau, banyak temannya kok. BTW Insya Allah tanggal 22 Desember saya usahakan mampir. Sehat dan sukses selalu Bu.

13 Dec
Balas

He..he..Nggih Pak...Monggo mampir Pak Agus...Alamatnya gampang dicari kok...Pinggir jalan besar.....Salam sehat dan bahagia...Barakallah....

13 Dec

Woalah Mbak Siti...ingat kewajibannya dong.. Apa kabar Kakak...kangeeeeeeeen. Selamat yaaa atas wisudanya. Barakallah Kakak cantiiik...

13 Dec
Balas

Ahaiiiii....Alhamdulillah kabar baik....Kangen juga dengan adik cantik...Lama tak bersua...He..he..Terima kasih sudah mampir di sini....Salam sehat dan bahagia selalu...Barakallah Dik Upik ..

13 Dec

Meminjam memang dibolehkan dalam Islam, namun menjaga kepercayaan merupakan kewajiban. Sukses selalu dan barakallahu fiik. Aku saja yang diundang Budhe, hehehe.

13 Dec
Balas

Dengan senang hati diriku mengundang Bunda Pipi untuk menikmati durian....hi..hi...Kapan main ke sini lagi Bun..Salam sehat dan bahagia...Barakallah Bun...

13 Dec



search

New Post