Rini Yuliati

Seorang ibu dari dua orang putri yang ingin belajar merangkai huruf sehingga menjadi bermakna. Tinggal di sebuah kota kecil di Kebumen, Jawa Tengah. Profesi mom...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar dari Kematian
https://www.albaitu.com

Belajar dari Kematian

Setiap makhluk yang bernyawa akan merasakan kematian. Itu adalah suatu keniscayaan. Kita tidak bisa menolak dan mengundurkannya. Dunia ini cuma sesaat. Waktu yang diberikan oleh Allah adalah ladang untuk mencari bekal. Bekal yang akan membawa kita menuju keabadian. Akankah berakhir dengan tempat yang baik yaitu surga. Ataukah berakhir di tempat yang buruk (neraka). Semua tergantung usaha kita masing-masing.

Hari Minggu kemarin, tanggal 19 Mei 2019 Allah telah memanggil ayah kembali ke haribaan-Nya dalam usia 77 tahun. Selang beberapa hari kemudian ada berita Ustadz Arifin Ilham juga meninggal dalam usia 49 tahun. Kita sebagai manusia tidak mengetahui berapa jatah umur yang diberikan oleh Allah. Namun yang pasti kita semua sedang berproses menuju ke sana. Sudahkah kita mempersiapkan bekalnya ? Betapa banyak orang yang menyia-nyiakan hidupnya hanya untuk bersenang-senang. Menuruti hawa nafsunya secara berlebihan tanpa mengingat bahwa jatah usia semakin berkurang. Sesungguhnya kematian mengajarkan banyak hal. Yang pertama, kematian adalah berakhirnya kesempatan kita untuk beramal. Ketika kematian sudah menghampiri dan nafas terhenti maka kita hanya seonggok daging yang melapuk. Terhenti kesempatan untuk bertobat dan berbuat kebaikan.

Yang kedua, kematian mengajarkan kita betapa usia manusia itu sangat terbatas. Oleh karena itu sudah seharusnya kita bersegera berbuat kebaikan. Jangan sampai terlena oleh dunia ini. Seringkali kita merasa bahwa usia kita masih panjang dan bersantai menuruti hawa nafsu yang membelenggu. Marilah kita awali hari ini dengan kebaikan, walaupun hanya sekadar tersenyum kepada saudara kita. Karena kita tidak tahu kebaikan apa yang akan membawa ke surga.

Ketiga, kematian mengajarkan kesabaran. Kehilangan orang-orang yang dicintai membuat kita merasa bersedih. Sabar adalah senjata yang ampuh untuk menghadapinya. Tanpa itu semua, maka kita akan terus meratapi tanpa bisa berbuat apa-apa.

Terakhir, kematian mengajarkan kita bahwa manusia itu lemah dan tidak mempunyai kuasa. Bahkan untuk mempertahankan nyawa yang ada di dalam badannya. Mengapa kita masih saja menyombongkan diri ? Betapa banyak orang yang sombong dan merasa dirinya paling hebat. Kemudian dirinya diuji dengan penyakit yang parah. Tumbanglah kesombongannya. Apakah kita harus diuji dengan keburukan dulu baru kemudian sadar dari kesombongan ? Seyogyanya jangan seperti itu. Terus mengingat kebesaran Sang Pencipta akan meruntuhkan kesombongan yang ada di dalam dada ini. Sebenarnya masih banyak yang bisa kita pelajari dari kematian. Semoga kita termasuk golongan orang yang selalu diingatkan dengan kematian untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Wallahu a'lam bi showab.

Bismillah.

Kebumen, 24 Mei 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga almarhum kembali dalam.keadaan husnul khotimah. Jika ajal sudah menjemput tiada yang dapat menghalanginya, pelajaran bagus buat kita semua. Salam bahagia Bu.

24 May
Balas

Amin Ya Rabbal'alamiin...Terima kasih atas doanya Pak Agus...

24 May

Semoga ayahanda tercinta husnul khotimah, demikian pula Ustadz Arifin Ilham, bersama mereka bahagia di jannah-Nya. Sesungguhnya apa yang terjadi menjadi iktibar bagi kita semua. Belajar dari kematian, bahwa kita telah pula menggenggam tiket antrian. Hanya tinggal menunggu saat itu tiba. Satu titik yang pasti dan tak pernah bergeser maju atau mundur sedikitpun. Jazakillah khoir untuk pembelajaran sarat makna ini. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Bunda Rini.

24 May
Balas

Memaknai kematian membuat diri ini tersadar bahwa hidup ini terlalu singkat dan bersegera bertobat serta berbuat kebaikan agar tidak menyesal di kemudian hari...Terima kasih sudah melengkapi catatan kecil ini Uthi Rai...Barakallah Uthi Rai..

24 May

Alhamdulillah, hari ini bisa belajar dari kematian seseorang, hingga munculkan kesadaran diri agar selalu berbuat baik, ambil kesempatan waktu yang ada. Semoga ayahanda dapat rahmat-Nya, amin. Sukses selalu dan barakallahu fiik

24 May
Balas

Amin...Semoga dengan mengingat mati akan membuat kita berhati2 dalam bertindak.. Terima kasih Bunda Pipi. Barakallah...

24 May

Setiap yang terjadi adalah pelajaran, entahbitu suka maupun duka. Hikmah selalu ada dimana-mana. Semoga huanul khatimah, yang ditinggalkan semakin ikhlas dan tambah iman. Barakallah, sehat dan sukses selalu.

24 May
Balas

Amin...Terima kasih Bunda Rita atas doanya.. Mencoba menggali makna di balik musibah kematian supaya menjadi pribadi yang mawas diri...Barakallah Bu Rita..

24 May



search

New Post