Apakah Anda pernah mendengar istilah ngguapleki ? Benar sekali. Itu adalah istilah atau kosakata yang dipopulerkan oleh salah satu editor papan atas. Editor keren menewen. Editor ngguapleki. Mahfud Aly atau Aly Mahfud. Saya bingung. Namanya begitu populer di pasaran. Banyak yang sama. Bahkan kemarin ada nama Mahfud ditangkap polisi. Gara-gara nyopet. O...o..benar-benar ngguapleki.

Jangan pernah mencatut istilah ngguapleki. Itu hak paten miliknya. Nanti Anda akan berhadapan dengan Bu Doktor Siti Ropiah. Pasal perbuatan tidak menyenangkan. Hu..hu.

Bagi anggota MG atau gurusiana yang bukan asli Jawa, istilah ngguapleki benar-benar menjadi misteri.

Jangan mencoba menanyakan arti ngguapleki padanya. Karena bisa dipastikan jawabannya akan lebih ngguapleki. Baiklah, saya akan mencoba menjelaskan istilah ngguapleki. Sebagai sesama orang Jawa walau beda logat, saya lumayan paham.

Ngguapleki sebenarnya kosakata negatif yang artinya menjengkelkan. Namun disandingkan dengan kata positif menggemaskan. Jadi istilah ngguapleki itu artinya menjengkelkan namun menggemaskan. Awww. Ada beberapa kosakata Jawa yang berkonotasi negatif sekaligus positif. Diantaranya njiwel. Njiwel itu artinya mencubit dengan rasa gemas. Bukan marah. So, jika Anda dibilang ngguapleki berarti Anda itu menjengkelkan sekaligus menggemaskan. Aiiiih. Don't angry with me. Tolong, saya jangan ditabok.

Jadi, mengapa harus ngguapleki? Karena kita itu menggemaskan. Uhuk. Uhuk. Keep smile forever.

Kebumen, 2 Juli 2010