Rini Yuliati

Seorang ibu dari dua orang putri yang ingin belajar merangkai huruf sehingga menjadi bermakna. Tinggal di sebuah kota kecil di Kebumen, Jawa Tengah. Profesi mom...

Selengkapnya
Navigasi Web
COD...Oh...COD
https://infopeluangusaha.org/arti-rekber-dan-manfaatnya-dalam-jual-beli-online/

COD...Oh...COD

Teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia. Kemudahannya itu membuat segalanya bisa diperoleh tanpa susah payah. Termasuk dalam hal transaksi jual beli. Sekarang kita bisa memperoleh barang tanpa perlu pergi ke toko. Cukup menggerakkan jari kita di atas gawai. Tinggal menunggu pesanan kita diantar oleh jasa kurir.

Beberapa hari yang lalu saya melakukan transaksi jual beli online. Sebuah kaos dengan brand "Cingire" menjadi incaran saya ( sambil promosi karya anak daerah hi..hi..). Seperti biasa pembicaraan dengan penjual hanya lewat WA. Akhirnya disepakati pembayarannya dengan sistem COD. Mengapa saya memilih COD ? Dengan pertimbangan penjual masih satu daerah dengan tempat tinggal saya. COD adalah singkatan dari Cash On Delivery artinya membayar barang pesanan pada saat barang dikirimkan. Janji untuk bertemu pun kami buat. Lokasi bertemu adalah di rumah sakit umum daerah di tempat saya.

"Janjian kok di rumah sakit. Apa sekalian nengok orang sakit, ya," pikir saya.

Pada hari yang ditentukan saya menghubungi penjual lewat WA sekitar pukul 11 siang.

Saya : "Jadi COD hari ini tidak?

Penjual : Jadi, tapi agak sorean. Semuanya harga 160."

Saya : "Ok."

Sekitar pukul setengah tiga, saya membuka gawai. Ternyata ada panggilan tak terjawab sebanyak 5 kali dari penjual online.

"Waduh, jangan-jangan penjualnya udah nunggu lama di TKP, nih," pikir saya tidak enak. Saya menghubungi balik ternyata tidak diangkat. Tak berapa lama ada panggilan telepon dari nomor si penjual.

"Hallo, assalamu'alaikum," ucap saya di telepon.

"Wa'alaikum salam. Oh, ibu ya. Saya pikir..." Dia tidak meneruskan ucapannya ketika mendengar suara saya di telepon.

Jangan-jangan foto profil saya menipunya. He..he.... Padahal saya tidak menggunakan kamera jahat lho.

Setelah mendengar suara saya di telepon, si mas penjual menggunakan bahasa yang lebih halus. Tadinya bahasa gaul khas anak muda.

"Saya otw ke rumah sakit, Mas," ucap saya padanya di telepon.

"Baik, Bu," jawabnya.

Saya pun meluncur menuju lokasi menggunakan scoopy kesayangan. Tidak sampai sepuluh menit saya sudah sampai di lokasi. Duh, kenapa tadi tidak menanyakan dimana posisi nunggunya. Saya masuk ke halaman rumah sakit dan memarkirkan motor. Saya membuka gawai kembali. Eh, ada WA dari si penjual yang mengatakan bahwa tempat nunggunya di minimarket seberang rumah sakit. Hemmmm. Ini emak disuruh muter-muter. Saya keluar dari rumah sakit dan mencari lokasi minimarket. Akhirnya ada logo minimarket. Motor saya parkirkan di halaman. Pandangan saya arahkan di sekitar TKP. Banyak mas-mas gojek yang sedang duduk di ruang tunggu. Ada seorang anak muda di atas motor yang terlihat menengok kanan dan kiri.

"Maaf, mas dari "Cingire" ya?" tanyaku penuh percaya diri.

"Oh, bukan Bu," jawabnya dengan wajah bingung.

"Duh, salah orang lagi," ucapku dalam hati sambil menahan malu.

Akhirnya saya menunggu di salah satu bangku yang tersedia. Menunggu adalah sesuatu yang membosankan. Untuk mengusir rasa bosan, saya memainkan gawai sambil sesekali melihat sekeliling. Hampir 15 menit menunggu namun belum ada tanda-tanda kehadiran si penjual online.

"Mas, masih lama tidak ya?"

Saya mencoba menghubunginya kembali lewat WA. Tidak ada jawaban darinya. Saya memutuskan keluar dari TKP. Tidak nyaman karena banyak laki-laki di sana. Saya memutuskan mampir ke rumah teman yang rumahnya dekat lokasi.

"Eh, ngomong-ngomong dari mana Bu Rini?" ucap teman saya.

"Ini janjian COD tapi belum ketemu orangnya," jawab saya.

"Silakan duduk dulu," katanya.

Sambil menunggu pesan dari si penjual, saya dan teman ngobrol banyak hal.

"Trrt trrrt." Ada pesan lewat WA.

"Maaf Bu. Kalau ibu nunggunya kelamaan, saya antar pesanan ke rumah saja. Dimana alamatnya, Bu?" tanya si penjual.

Saya pun mengiyakan dan menuliskan alamat rumah. Belum lama berselang ada panggilan telepon lagi.

"Maaf Bu, sekarang di mana?" tanyanya.

"Saya masih di Muktisari. Sebentar lagi sampai rumah."

"Saya antar ke situ saja Bu. Lokasi mana," ucapnya lagi.

Waduh, ini janjian kok muter-muter nggak jelas. Saya pusing, mana hari sudah sore. Teman saya hanya tersenyum melihat muka saya yang bete. Telepon berbunyi lagi.

"Bu, saya sudah di depan SD Muktisari," ucap mas penjual.

"Ya sudah, saya ke situ saja," jawab saya dengan setengah mendongkol.

Buru-buru saya berpamitan dengan teman. Saya menjalankan motor perlahan sambil melihat sekitar. Tak berapa lama, saya melihat bangunan sekolah dari kejauhan. Di depan sekolahan ada pemuda berjaket hitam sedang menunggu.

"Maaf Mas, dari "Cingire" ya?"

Saya bertanya takut salah orang lagi. Dia menganggukkan kepala sambil tersenyum. Melihat wajahnya, sepertinya saya tidak asing. Oh, rupanya si mas yang sering main di film pendek ngapak. Saya tidak jadi marah kepadanya. Mau minta foto tapi malu. Ya sudah, saya membayar barang pesanan. Selesai sudah proses COD hari itu. Itu cerita pengalaman COD saya yang pertama dan terakhir. Sepertinya saya tidak tertarik lagi dengan sistem COD. Saya mengambil pelajaran dari peristiwa di atas bahwa segala sesuatu harus jelas supaya tidak terjadi mis komunikasi.

Kebumen, 8 Agustus 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sama bunda pernah punya pengalaman ga enak tentang COD an. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah

08 Aug
Balas

Iya Pak...Baru pertama COD tapi malah nggak praktis..Ya sudah..Terima kasih sudah mampir di sini.. Barakallah...

08 Aug

Aku malah barang dikirim dua, padahal belinya satu. Sudah begitu barang tidak sesuai harapan. Penggunaan barang tidak semudah diiklan

08 Aug

Iya Pak Mulya...diambil hikmahnya saja...he..he...

08 Aug

Hi.....hi...emak-emak disuruh muter-muter ya Budhe?

08 Aug
Balas

Iya..Jiaaan...Tembe ngerti sing jenenge CODnan jebule kaya kuwe....

08 Aug

Wag' aku baru COD an sepatu Budhe. Aku samperin aja ke JNT nya' kebetulan ngajar lewat situ, hehehe. Suķses selalu dan barakallahu fiik

08 Aug
Balas

He..he...Iya Bun.. Janjian COD an kayak janjian sama pacar ajah...haha..Salam sehat dan bahagia Bun.. Barakallah...

08 Aug



search

New Post